Rupiah masih tak bertenaga pada transaksi pagi ini (29/9/2014) versus dollar AS. Data Bloomberg menunjukkan, pagi ini pukul 09.24 WIB, rupiah keok hingga 0,8% menjadi 12.125 per dollar AS. Pada transaksi sebelumnya, rupiah sempat menyentuh posisi 12.130 per dollar AS yang merupakan level terlemah sejak 12 Februari lalu.
Bank Indonesia (BI) menyatakan hasil UU Pilkada memberi tekanan terhadap nilai tukar Rupiah pekan kemarin. Pelemahan nilai tukar juga semakin berat dengan kondisi geopolitik, perkembangan ekonomi China dan domestik.
"Adanya sidang kemarin itu juga pengaruh. Untuk itu kita perlu
mewaspadai," ungkap Gubernur BI Agus Martowardojo usai menghadiri rapat
Banggar di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Minggu (28/9) malam.
Menteri Keuangan Chatib Basri menambahkan naik turunnya nilai tukar Rupiah dalam satu pekan ke belakang juga lantaran bank sentral Amerika Serikat, The Fed, mulai menaikkan tingkat suku bunganya.
Analis menilai, rupiah melemah ke posisi terendah dalam tujuh bulan terakhir diakibatkan hasil voting paripurna DPR yang mengembalikan proses pemilihan kepala daerah ke DPRD.
"UU Pemilihan Kepala Daerah dinilai sebagai kemunduran dalam proses reformasi politik di Indonesia. Kondisi ini yang menyebabkan arus dana asing keluar dari pasar finansial di Indonesia. Selain itu, rupiah melemah karena penguatan dollar beberapa waktu belakangan ini seiring positifnya data ekonomi AS," papar Khoon Goh, senior strategist Australia & New Zealand Banking Group Ltd di Singapura.
Sumber: diolah dari berbagai sumber 29092014